"Jika dakwah adalah jalan yang panjang..
Jangan pernah berhenti sebelum menemukan penghujungnya.. Jika dakwah bebannya berat, jangan minta yang ringan
Tapi mintalah punggung yang kuat untuk menopangnya..Jika pendukungnya sedikit, Maka jadilah yang sedikit itu"

Wednesday, September 14, 2011

Belajar dari para Nabi

Yuk, belajar dari para nabi..
Belajar dari Nabi Adam a.s. tentang mudahnya meminta maaf atas kesalahan dan kealpaan
Belajar dari Nabi Nuh a.s. yang menghiasi dirinya dengan kesabaran
Belajar dari Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. sebagai sosok ayah yang penuh tulus kasih dan seorang anak yang patuh dan hormat kepada orang tuanya
Belajar dari Nabi Ayyub a.s. mengenai indahnya ketabahan dalam menghadapi ujian dan cobaan
Belajar dari Nabi Musa a.s. bagaimana memaknai ketegasan dan keberanian dalam berjuang
Belajar dari Nabi Isa a.s. yang selalu berlapang dada dan berjiwa lembut mengasihi sesama
Belajar dari Nabi Muhammad saw. tentang kesempurnaan akhlak beliau ^^

Saturday, August 27, 2011

Renungan di malam 27 Ramadhan 1432H

Malam ini, tak terasa sudah menginjak malam ke 27, hari kemenangan pun sudah tak sabar dinanti kedatangannya..
shalat tarawih insyaAllah hanya tinggal sekali lagi..setelah itu, lusa akan terdengar gema takbir yang memenuhi segenap alam..

disadari atau tidak, ada orang yang begitu senangnya menyambut hari lebaran, berharap akan segera mengakhiri puasa ramadhan..
banyak orang yang berkata, "Ngga terasa ya, udah hampir satu bulan, ternyata cepat juga waktu 1 bulan itu.."

Memang benar, waktu sangatlah cepat berlalu..Rasanya baru kemarin ramadhan datang menghampiri kita, mengetuk hati kecil kita untuk berpuasa menjalankan perintah Allah serta membuat kita mau dan mampu meninggalkan hawa nafsu karena-Nya

dan sekarang, ia seperti bergegas pergi begitu cepatnya..

adapun orang yang merasa sedih tatkala ramadhan beranjak pergi,
seperti yang dicontohkan para sahabat Rasulullah Saw dahulu, mereka sangat sedih ketika Ramadhan akan segera berakhir. Seperti sabdanya sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Mas’ud: “Sekiranya para hamba (kaum Muslim) mengetahui kebajikan-kebajikan yang dikandung bulan Ramadhan, niscaya umatku mengharapkan Ramadhan terus ada sepanjang tahun.” [HR. Abu Ya’la, ath-Thabrani, dan ad-Dailami]

bagaimanapun perasaan kita saat detik2 terakhir ramadhan tahun ini, semoga Allah menerima amal ibadah kita,
serta menjadikan kita hamba-Nya yang senantiasa bersyukur kepada-Nya..
aamiin

love u cause Allah ^^

Tuesday, August 23, 2011

10 hari terakhir, masihkah kita bisa istiqomah??

Banyak yang mengibaratkan bahwa hari-hari di 10 hari terakhir Ramadhan adalah pertandingan partai final yang menyisakan kontestan dengan jumlah sedikit..

jika awal Ramadhan, masjid selalu penuh dengan jamaah,, tak begitu ketika akhir ramadhan..
masjid menjadi sepi, tak seramai dulu..
ironisnya,, mall, rumah makan, serta pusat perbelanjaan menjadi ramai..

Kebutuhan yang seringkali tidak ada sangkut pautnya dengan ibadah ramadhan sudah mulai dipikirkan.. Baju baru, persiapan lebaran, hidangan lebaran, mudik menjadi kebutuhan yang kadang mulai memalingkan kita dari kekhusyukan ibadah selama 10 akhir ramadhan..

“Adalah Rasulullah SAW jika telah masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau mengencangkan kainnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari-Muslim).

10 hari terakhir adalah saat- saat dimana malam “Lailatul Qadar” akan turun. Merupakan malam-malam ganjil yang paling agung di sekian malam bulan Ramadhan. Saat dimana ribuan malaikat akan turun ke Dunia dan mengabulkan hajat dari setiap Hamba yang berdoa.

Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari 1000 bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat, dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar. (Q.S Al Qodr : 1-5).

lalu bagaimana dengan kita?
apakah kita termasuk orang yang masih tetap istiqomah??
tak maukah kita mendapat malam lailatul qadar??

Monday, August 1, 2011

Amalan Penduduk Ahli Surga

Beberapa amalan penduduk surga di dunia secara terperinci :

1. Bertobat dan memohon ampunan kepada Allah kdari seluruh dosa dan kesalahan. ”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS. 3:133-136).

2. Berhijrah dari keburukan (jahiliyah) kepada kebaikan (islam), serta berjihad dengan harta dan jiwa demi meninggikan kalimatullah.
”Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. Rabb mereka mengembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhoan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. 9:20-22)

3. Istiqomah dalam keta`atan dan bersungguh-sungguh dalam menjalankannya. ”Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan : ”Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. 46:13-14)

4. Khusyu` dalam shalat, meninggalkan perbuatan yang tidak berguna dan membayar zakat, menjaga kemaluan serta memelihara amanah. ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (QS. (ya’ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. 23:1-11)

5. Menuntut ilmu syar`i yang sesuai dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah disertai implementasinya dalam kehidupan.”Barangsiapa meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan jalan baginya ke surga.” (H.R. Muslim)
6. Berwudhu` secara sempurna dan dilanjuti dengan membaca syahadatain setelah selesai berwudhu`.”Tidaklah salah satu diantara kalian yang berwudhu`, lalu disempurnakan wudhu`nya itu, sesudah itu dia berucap : ”Asyhadu an la ilaha illallah, wa anna Muhammadan `abdullah wa rasuluhu (Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang haq untuk disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan rasul-Nya) melainkan dibukakan baginya 8 pintu surga yang dapat dimasukinya dari mana saja menurut kehendaknya.” (H.R. Muslim)

7. Kontinue dalam melaksanakan shalat nafilah (sunnat) sebelum maupun sesudah shalat fardhu (sunnah rawatib ba`diyah dan qabliyah). ”Siapa yang mengerjakan shalat 12 raka`at sehari semalam, akan dibuatkan oleh Allah untuknya rumah di surga.” (H.R. Muslim)

8. Membangun masjid semata-mata karena Allah.”Barangsiapa membangun masjid dalam rangka mencari keridhaan Allah semata, maka Allah akan membuatkan pula baginya rumah di surga.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

9. Menyantuni dan memelihara anak yatim serta peduli terhadap kebutuhan-kebutuhan hidup mereka.”Pengasuh anak yatim, baik yatimnya sendiri atau anak yatin orang lain dengan saya di surga seperti ini, sambil menunjukkan (perawi hadits ini yaitu) Malik kedua jarinya, telunjuk dan jari tengah.” (HR. Muslim)

10. Beriman kepada Allah dan hari Akhir, berinteraksi sosial dengan sikap yang seperti kita inginkan bagaiman mereka harus bersikap kepada kita.”Siapa yang ingin bebas dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah dia berjasa kepada umat manusia sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat itu dan dia beriman kepada Allah dan hari Akhir.” (H.R. Muslim)

11. Menyebarkan salam, memberikan makan fakir miskin dan menjalin tali silaturahmi serta shalat malam (tahajjud).”Wahai umat manusia, sebarkan salam, berilah makan, jalinlah tali silaturahmi, shalat tahajudlah di saat manusia tertidur lelap, maka kalian akan masuk surga.” (H.R. At-Tirmidzi dan berkata hadits hasan shahih)

12. Berperangai baik, bersikap lembut dan tawadhu` (rendah hati) kepada Allah maupun antar sesama hamba.Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai hal apa yang paling banyak memasukkan manusi ke dalam surga, beliau menjawab : ”Taqwa kepada Allah dan berakhlaq baik.” H.R. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dalam shahihnya.

Buletin Ar-Risalah -Tahun I-Edisi 26, 27, sumber : jilbab online

Sunday, July 31, 2011

Ramadan 1432 H

mari sambut Ramadan ini dengan penuh cinta..Marhaban ya Ramadan..

Saturday, July 30, 2011

Ramadhan ini untukmu..

http://www.smileycodes.info
Apa kabar saudara-saudariku yang dirahmati Allah? Tidak terasa kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan ampunan, bulan suci penuh berkah Illahi, bulan terbaik diantara bulan-bulan yang ada, karena dalam bulan ini, Allah SWT memberikan sebuah hadiah istimewa bagi hamba-Nya, sebuah malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik diantara seribu bulan. Setelah selesai bulan Ramadhan ini akan datang pula hari raya Idul Fitri, hari raya yang sangat ditunggu bagi seluruh muslim di dunia, baik kaya maupun miskin, tua maupun muda, mereka semua larut menjadi satu dalam suasana kecerian Idul Fitri. Tapi, apakah kita sudah mengevaluasi diri kita mengenai makna Ramadhan? Serta pernahkah kita mengevaluasi diri kita pasca Ramadhan sebelumnya?????...

Marilah kita ingat kembali perintah berpuasa pada bulan Ramadhan dalam surat Al Baqarah 183 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Dalam ayat diatas sangat jelas bahwa kita diperintahkan berpuasa seperti orang-orang sebelum kita agar kita menjadi orang yang bertakwa.
Lalu, apakah dalam Ramadhan itu, kita hanya berpuasa menahan lapar dan haus dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari dapat menjadikan kita sebagai insan yang bertakwa? Tentu bukan hanya demikian saudara-saudariku..
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap amalan manusia adalah untuknya, kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”. Allah mengkhususkan amalan puasa untuk-Nya dibanding amalan lainnya karena dalam berpuasa, seseorang meninggalkan berbagai kesenangan dan berbagai syahwat. Hal ini tidak didapati dalam amalan lainnya.
Rasulullah saw bersabda “Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala kepada Allah, maka diampunilah dosanya yang telah berlalu (HR Bukhari dan Muslim).
Marilah kita mulai mengevaluasi diri kita, jadikanlah Ramadhan ini ajang mencari pahala. Ajang mengevaluasi diri kita sendiri. Janganlah sampai Ramadhan ini menjadi sia-sia karena kita hanya bisa menahan lapar saja tanpa bisa memaknai bulan Ramadhan. Jadikanlah setiap detik pada bulan Ramadhan ini sebagai dengan Revolusi Amal, baik dari shalat kita, tilawah, shodaqoh, i’tikaf, dan amalan lainnya.
Lalu apakah kita sudah mengevalusi diri kita pasca Ramadhan tahun lalu??

Bagaimanakah perkembangan kita nanti, apakah menjadi lebih baik atau malah menjadi lebih buruk dari Ramadhan tahun lalu?? Diri kita sendirilah yang bisa menjawab semuanya.
Detik-detik Ramadhan yang sangat berharga ini harus dipergunakan seoptimal mungkin, dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Sebab Ramadhan itu adalah ayyâman ma'dûdât, yang waktunya cuma 29 atau 30 hari. Rasulullah saw sendiri dalam 9 kali Ramadhan, tak pernah sedetik pun menyia-nyiakan peluang emas Ramadhan. Ketekunan Rasulullah dalam amaliah Ramadhan mengalahkan kencangnya tiupan angin. Rasulullah saw adalah ajwadun-nass bil-khair, khususnya di bulan suci Ramadhan. Nabi tadarus Qur'an bersama malaikat Jibril, Nabi saw menjemput lailatul Qadar dengan I'tikaf di masjid, bahkan sampai 20 hari di tahun wafatnya. Nabi saw bahkan berperang dan meraih banyak kemenangan dalam bulan Ramadhan. Diriwayatkan oleh 'Aisyah r.a., bahwa para sahabat jika masuk bulan Ramadhan membebaskan tawanan dan berbagi rezki pada fakir miskin yang wujudnya pada saat ini bisa dalam bentuk sedekah awal puasa, acara buka puasa bersama, sahur bersama, saling tukar ta'jilan dengan tetangga, hadiah lebaran dan sejenisnya.
Jadi tidak berlebihan jika dikatakan bahwa posisi Ramadhan melebihi obat bagi pasien, air bagi ikan, udara bagi makhluk hidup, hujan bagi petani, yang kumpulan airnya akan berlalu begitu saja jika tidak segera dibendung, dialirkan, dan dimanfaatkan untuk menumbuhkan benih-benih kebaikan baru serta berbuah taqwa seperti yang menjadi pembuka dan penutup ayat puasa di Al Baqarah:183 dan 187, la'allakum tattaqun dan la'allahum yattaqun (agar menjadi orang2 yang bertakwa).

Sungguh sangat celaka dan sangat merugi sekali, mereka yang masih punya umur bertemu Ramadhan, tapi menyia-nyiakan turunnya ampunan Allah. Saat itu Nabi saw naik mimbar, beliau bersabda: "Malaikat Jibril baru saja mendatangiku, ia berkata: malang nian orang yang mendapati Ramadhan, sedang ia tidak dapat bagian apa-apa, dalam riwayat lain, ia tidak dapat ampunan dan perlindungan dari jilatan api neraka." (Shahih Targhib:997,1679,2491).
Perbaikilah Ramadhan tahun ini supaya lebih baik dari tahun lalu. Janganlah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi ataupun orang-orang yang sama dengan tahun kemarin, tapi marilah kita menjadi orang-orang yang beruntung yaitu orang-orang yang selalu menjadi lebih baik di bandingkan tahun lalu.

Marhaban Ya Ramadhan... ^^


“Jangan lepaskan ramadhan ini pergi begitu saja...
Jangan ucapkan perpisahan dengannya sebelum ia meninggalkan arti dalam lembaran amalmu..
Mungkin ini adalah kali terakhir..
Untukmu juga untukku..
Setelah itu tiada lagi..
Ya..tiada lagi Ramadhan, tiada lagi Shiyam, tiada lagi Istigfar,
Tiada lagi Tilawah, tiada lagi Shodaqoh, tiada lagi Doa, tiada lagi I’tikaf, tiada lagi Idul Fitri.. semuanya tiada..
Yang ada hanyalah Hisab..
Dekaplah ia erat selagi engkau diizinkan
untuk mendekapnya penuh rindu...”