"Jika dakwah adalah jalan yang panjang..
Jangan pernah berhenti sebelum menemukan penghujungnya.. Jika dakwah bebannya berat, jangan minta yang ringan
Tapi mintalah punggung yang kuat untuk menopangnya..Jika pendukungnya sedikit, Maka jadilah yang sedikit itu"

Saturday, July 30, 2011

Ramadhan ini untukmu..

http://www.smileycodes.info
Apa kabar saudara-saudariku yang dirahmati Allah? Tidak terasa kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan ampunan, bulan suci penuh berkah Illahi, bulan terbaik diantara bulan-bulan yang ada, karena dalam bulan ini, Allah SWT memberikan sebuah hadiah istimewa bagi hamba-Nya, sebuah malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik diantara seribu bulan. Setelah selesai bulan Ramadhan ini akan datang pula hari raya Idul Fitri, hari raya yang sangat ditunggu bagi seluruh muslim di dunia, baik kaya maupun miskin, tua maupun muda, mereka semua larut menjadi satu dalam suasana kecerian Idul Fitri. Tapi, apakah kita sudah mengevaluasi diri kita mengenai makna Ramadhan? Serta pernahkah kita mengevaluasi diri kita pasca Ramadhan sebelumnya?????...

Marilah kita ingat kembali perintah berpuasa pada bulan Ramadhan dalam surat Al Baqarah 183 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Dalam ayat diatas sangat jelas bahwa kita diperintahkan berpuasa seperti orang-orang sebelum kita agar kita menjadi orang yang bertakwa.
Lalu, apakah dalam Ramadhan itu, kita hanya berpuasa menahan lapar dan haus dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari dapat menjadikan kita sebagai insan yang bertakwa? Tentu bukan hanya demikian saudara-saudariku..
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap amalan manusia adalah untuknya, kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”. Allah mengkhususkan amalan puasa untuk-Nya dibanding amalan lainnya karena dalam berpuasa, seseorang meninggalkan berbagai kesenangan dan berbagai syahwat. Hal ini tidak didapati dalam amalan lainnya.
Rasulullah saw bersabda “Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala kepada Allah, maka diampunilah dosanya yang telah berlalu (HR Bukhari dan Muslim).
Marilah kita mulai mengevaluasi diri kita, jadikanlah Ramadhan ini ajang mencari pahala. Ajang mengevaluasi diri kita sendiri. Janganlah sampai Ramadhan ini menjadi sia-sia karena kita hanya bisa menahan lapar saja tanpa bisa memaknai bulan Ramadhan. Jadikanlah setiap detik pada bulan Ramadhan ini sebagai dengan Revolusi Amal, baik dari shalat kita, tilawah, shodaqoh, i’tikaf, dan amalan lainnya.
Lalu apakah kita sudah mengevalusi diri kita pasca Ramadhan tahun lalu??

Bagaimanakah perkembangan kita nanti, apakah menjadi lebih baik atau malah menjadi lebih buruk dari Ramadhan tahun lalu?? Diri kita sendirilah yang bisa menjawab semuanya.
Detik-detik Ramadhan yang sangat berharga ini harus dipergunakan seoptimal mungkin, dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Sebab Ramadhan itu adalah ayyâman ma'dûdât, yang waktunya cuma 29 atau 30 hari. Rasulullah saw sendiri dalam 9 kali Ramadhan, tak pernah sedetik pun menyia-nyiakan peluang emas Ramadhan. Ketekunan Rasulullah dalam amaliah Ramadhan mengalahkan kencangnya tiupan angin. Rasulullah saw adalah ajwadun-nass bil-khair, khususnya di bulan suci Ramadhan. Nabi tadarus Qur'an bersama malaikat Jibril, Nabi saw menjemput lailatul Qadar dengan I'tikaf di masjid, bahkan sampai 20 hari di tahun wafatnya. Nabi saw bahkan berperang dan meraih banyak kemenangan dalam bulan Ramadhan. Diriwayatkan oleh 'Aisyah r.a., bahwa para sahabat jika masuk bulan Ramadhan membebaskan tawanan dan berbagi rezki pada fakir miskin yang wujudnya pada saat ini bisa dalam bentuk sedekah awal puasa, acara buka puasa bersama, sahur bersama, saling tukar ta'jilan dengan tetangga, hadiah lebaran dan sejenisnya.
Jadi tidak berlebihan jika dikatakan bahwa posisi Ramadhan melebihi obat bagi pasien, air bagi ikan, udara bagi makhluk hidup, hujan bagi petani, yang kumpulan airnya akan berlalu begitu saja jika tidak segera dibendung, dialirkan, dan dimanfaatkan untuk menumbuhkan benih-benih kebaikan baru serta berbuah taqwa seperti yang menjadi pembuka dan penutup ayat puasa di Al Baqarah:183 dan 187, la'allakum tattaqun dan la'allahum yattaqun (agar menjadi orang2 yang bertakwa).

Sungguh sangat celaka dan sangat merugi sekali, mereka yang masih punya umur bertemu Ramadhan, tapi menyia-nyiakan turunnya ampunan Allah. Saat itu Nabi saw naik mimbar, beliau bersabda: "Malaikat Jibril baru saja mendatangiku, ia berkata: malang nian orang yang mendapati Ramadhan, sedang ia tidak dapat bagian apa-apa, dalam riwayat lain, ia tidak dapat ampunan dan perlindungan dari jilatan api neraka." (Shahih Targhib:997,1679,2491).
Perbaikilah Ramadhan tahun ini supaya lebih baik dari tahun lalu. Janganlah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi ataupun orang-orang yang sama dengan tahun kemarin, tapi marilah kita menjadi orang-orang yang beruntung yaitu orang-orang yang selalu menjadi lebih baik di bandingkan tahun lalu.

Marhaban Ya Ramadhan... ^^


“Jangan lepaskan ramadhan ini pergi begitu saja...
Jangan ucapkan perpisahan dengannya sebelum ia meninggalkan arti dalam lembaran amalmu..
Mungkin ini adalah kali terakhir..
Untukmu juga untukku..
Setelah itu tiada lagi..
Ya..tiada lagi Ramadhan, tiada lagi Shiyam, tiada lagi Istigfar,
Tiada lagi Tilawah, tiada lagi Shodaqoh, tiada lagi Doa, tiada lagi I’tikaf, tiada lagi Idul Fitri.. semuanya tiada..
Yang ada hanyalah Hisab..
Dekaplah ia erat selagi engkau diizinkan
untuk mendekapnya penuh rindu...”

No comments:

Post a Comment